~* Anak Cacat Miskin Yang
Dermawan *~

Ada seorang anak yang kurus tinggal
tulang berbalut kulit, yang rambutnya
sendiri pun sudah menguning mungkin
akibat terpaan sinar matahari dan
malnutrisi, menyeret-nyeret tubuhnya.
Kakinya cacat. Dia memegang sebuah
mangkuk besi. Anak itu merangkak di
depan meja yang bertuliskan “donasi”.

Orang-orang berpikir:
“Ia akan lewat.” Sebagian lagi berpikir
bahwa anak ini minta diberikan
sumbangan. Tapi selanjutnya merupakan
kejadian yang tak terduga! Dia berkata
pada orang-orang dewasa itu, “Saya
ingin menyumbang!”

Ia pun menuang koin dari mangkuknya.
Para petugas mengulurkan tangan ingin
membantu, tapi dia ingin melakukannya
dengan tangannya sendiri. Mereka semua
tak bisa berkata-kata karena ia
memberikan semua yang diperolehnya
kepada Lembaga Amal dengan usahanya
dan dengan tangannya sendiri.

Tapi ternyata tak hanya itu. “Saya masih
punya uang lagi.” Ia berkata dengan
antusias sambil merogoh saku celananya.
Ia mengambil beberapa lembar uang dan
kemudian menyumbang…lagi !! Dalam
hati saya berteriak, “Aduh adik ini. Jangan-
jangan dia sudah menyumbang semua
uangnya!” Bagaimana orang yang
menurut standar normal miskin itu
ternyata begitu kaya hatinya? Memang kita
jangan pernah memandang rendah orang
lain.

Tapi terlebih lagi, jangan kita memandang
rendah diri sendiri.
Kita kadang tidak dapat memilih apakah
kita bisa punya kekayaan materi, kita juga
tidak bisa memilih kondisi tubuh kita, tapi
kita selalu bisa memilih untuk memiliki
kekayaan hati. Anak ini
telah menunjukkan hal ini kepada kita
semua.

Aduh, mata saya sampai berair air
melihat dia. Sungguh kagum. Melihat
wajahnya, tubuhnya, kondisinya, rasanya
jika berpas-pasan di jalan, mungkin aku
akan merasa iba. Tapi dengan ini, aku baru
sadar dia bukan orang yang perlu
dikasihani karena dia sudah begitu kaya.
Tapi dia
perlu dikasihi agar dia dapat berbagi lagi
dengan orang lain.

Orang bijak mengatakan ”Sesungguhnya
jika kita berbuat kebaikan, kita bukan
hanya menolong orang lain atau mahkluk
lain. Sesungguhnya kita sedang membantu
diri sendiri agar lebih bahagia.

Temukanlah kebahagiaan dengan
memberi.” Adik itu saja bisa. Kita juga pasti
bisa.

Semoga rekan-rekan semua semakin
bersemangat menjalani hari. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan
kita…

Maha Besar Allah yg memberikan hati yg lunak kepada anak itu… – with Achaa, Ade, Ade, Adelia, Adelia, Adez, Adi, Adietz, Adinda, and Adis

View on Path